PRINSIP DAN KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


PRINSIP DAN KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
A.    Prinsip memilih media
1.      Prinsip efektifitas dan efesiensi
Dalam konsep pembelajaran,efektipitas adalah keberhasilan pembelajaran yang di ukur dari tingkat ketecapaian tujuan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Jika semua tujuan pembelajaran telah tercapai maka pembelajaran disebut efektif, sedangkan efesiensi adalah tujuan pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan media, waktu dan sumber daya lain seminimal mungkin.
Media yang telah memenuhi aspek efektifitas dan efesiensi ini tentunya akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar  dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Materi yang disampaikan melalui media ini juga akan lebih mudah diserap anak didik.
2.      Prinsif relevan
Relevansi  ini ada dua macam yaitu relevansi kedalam dan relevansi keluar. Relevansi kedalam adalah pemilihan media pembelajaran yang mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi dan evaluasi materi pembelajaran. Relevansi kedalam juga mempertimbangkan pesan guru, siswa, dan desain media yang akan digunakan dalam pembelajaran
Relevansi keluar adalah pemilihan media yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat . media yang dipilih diseduaikan dengan apa yang biasa digunakan masyarakat secara luas
Media yang relevan secara internal dan ekternal ini akan meningkatkan fungsi dan manfaat media itu sendiri.
3.      Prinsif produktifitas
Produktifitas dalam pembelajaran dapat dipahami pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan mencapai target dantujuan pembelajaran lebih bagus dan banyak maka media tersebut dikategorikan media produktif
Dalam memilih media perlu dipertimbangkan prinsip produktifitas . tentunya media yang produktiflah yang seharusnya digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Semakin produktif media yang digunakan maka akan semakin cepat dan tepat tujuan pembelajaran yang terealisasikan
B.     Kriteria pemilihan
1.      Kesesuaian dengan tujuan
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Maka pemilihan media hendaknya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan tersebut . media dipilih berdasarkan tujuan intruksional  yang telah di tetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau dua dan tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama
2.      Ketepatgunaan
Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa kurang tepat dan belum berguna malka tidak perlu di pilih dan di gunakan dalam pembelajaran.
3.      Keadaan peserta didik
Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun sosiologis anak, sebab media yang tidak sesuai dengan keadaan anak didik tidak akan membantu banyak dalam memahami materi pembelajaran.
4.      Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat di gunakan jika tidak tersedia, menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
Jangan sampai seorang guru menentukan dan memilih media yang tidak tersedia di sekolahan. Jika guru tidak mampu membuat dan memproduksi media maka pilihlah media alternative yang tersedia di sekolahan tersebut untuk menjelaskan materi pembelajaran.
C.    Model / prosedur pemilihan media
Dilihat dari bentuknya cara-cara memilih media dibagikan mennjadi tiga kelompok
1.      Model flowchart yang menggunakan system pengguguran atau eleminasi dalam pengambilan keputusan
2.      Model matriks, yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihan nya diidentifikasi
3.      Model cheklish yang juga menangguhkan keputusan pemilhan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Anderson melihat pemilihan media sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembanan intruksional. Untuk keperluan itu dia membagi media dalam sepuluh kelompok
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media certak bersuara
4.      Media proyeksi ( visual )
5.      Media proyeksi dengan suara
6.      Media visual gerak
7.      Media audio visual  gerak
8.      Objek
9.      Sumber manusia dan lingkungan
10.  Media computer
Prosedur pemilihannya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan apakah pesan yanh akan di sampaikan bersifat informasi / hiburan atau pesan intruksional, bila pesan intruksional yang akan ditampilkan, apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar ( media ) atau sarana mengajar ( peraga ), prosedur selanjutnya adalah menentukan strategi intruksional nya, yaitu apakah ingin memberikan pegalaman belajar sikap, keterampilan fisik atau kognitif.
Read more

strategi pengajaran


STRATEGI-STRATEGI PENGAJARAN: Memadukan Teknologi dan Media

            Dalam sebuah presentasi sebuah sumber menyajikan, mendramatisasi, atau menyebarkan informasi kepada pemelajar. Seorang guru yang menyajikan presentasi mungkin langsung menjawabnya atau diharuskan menjawab.
Keuntungan:
  1. Menyajikan (hanya) sekali
  2. Strategi mencatat
  3. Sumber informasi
  4. Presentasi siswa
Keterbatasan:
  1. Sulit bagi beberapa siswa
  2. Berpotensi membosankan
  3. Kesulitan mencatat
  4. Kesesuaian umur
Integrasi
            Walaupun tidak selalu diangap sebagai pendekatan pengajaran paling sesuai untuk digunakan, presentasi bisa digunakan dalam cara-cara yang efektif.
Demonstrasi
            Dalam sebuah demonstrasi, para pemelajar melihat contoh nyata atau aktual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk dipelajari. Demonstrasi mungkin direkam dan diputar ulang melauli sarana media seperti video.
Keuntungan:
  1. Melihat sebelum melakukan
  2. Panduan tugas
  3. Penghematan suplai
  4. Keamanan
Keterbatasan:
  1. Tidak langsung dikerjakan
  2. Pandangan yang terbatas
  3. Masalah mengikuti
Integrasi
            Sebagai seorang guru anda bisa menggunakan teknologi dan media untuk membantu anda dengan demontrasi didalam ruang kelas. Anda bisa menyajikan video demonstrasi di depan kelas, memperlihatkannya kepada seluruh kelas dan membahas bersama mereka tentang apa yang mereka lihat.
Latihan dan Praktik
Dalam latihan dan praktik, para pemelajar dibimbing melewati serangkaian latihan praktis yang dirancang untuk menyegarkan kembali atau meningkatkan pengetauan konten spesifik atau sebuah keterampilan baru. Agar efektif, latihan dan praktik harus menyertakan umpan balik untuk memperkuat respons yang benar dan memperbaiki kesalahan yang mungkin dibuat para pemelajar di sepanjang penerapannya. Tujuan dari latihan dan praktik adalah bahwa para siswa akan menguasai atau mempelajari informasi tanpa kesalahan.
Keuntungan:
  1. Umpan balik untuk memperbaiki
  2. Memisah-misah informasi
  3. Praktik yang telah terbentuk
Keterbatasan:
  1. Refentatif
  2. Berpotensi membosankan
  3. Potensi belajar
Integrasi
            Latihan dan praktik umum digunakan untuk tugas-tugas seperti belajar matematika, belajar bahasa asing dan mengembangkan kosakata, biasanya bagus diterapkan untuk metode latihan dan praktik ini.
Tutorial
            Dalam tutorial, seorang tutor –dalam bentuk seorang manusia, piranti lunak komputer atau materi cetakan khusus-menyajikan konten, mengajukan  pertanyaan atau persoalan , meminta respon paar pemelajar, menganalasis respon tersebut, memberikan umpan balik yang tepat dan  menyediakan praktik hingga  para pemelajar menunjukkan level dasar kompetensi.
Keuntungan:
  1. Belajar mandiri
  2. Menukar sendiri kemajuan
  3. Individualisasi
Keterbatasan:
  1. Berpotensi membosankan
  2. Berpotensi membuat frustasi
  3. Berpotensi kekurangan panduan
Integrasi
            Anda mungkin saja, mempertimbangkan menggunakan teknologi dan media sebagai cara menyampaikan tutorial. Banyak program piranti lunak computer dirancang untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa. Sebagai misal sistem belajar terpadu (ILS)  merupakam bentuk pengajaran yang ditawarkan di komputer.
Diskusi
            Diskusi adalah pertukaran gagasan dan opini di antara siswa tau guru. Strategi ini bisa digunakan dalam tahap pengajaran dan pembelajaran. Diskusi merupakan cara yang bermanfaat dalam menakar pengetahuan, keterampilan dan sikap dari kelompok siswa sebelum mengakhiri tujuan pengajaran.
Keuntungan:
  1. Menarik
  2. Menantang
  3. Inkklusif
  4. Kesempatan bagi gagasan baru
Keterbatasan:
  1. Berpotensi melibatkan partisipasi terbatas
  2. Terkadang tidak menantang
  3. Tingkat kesulitan
  4. Kesesuaian usia
Integrasi
            Diskusi bisa menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan sebuah topic baru. Beberapa bentuk media lebih kondusif bagi diskusi ketimbang bentuk media lainnya.
Belajar Kooperatif
            Merupakan strategi pengelompokkaan dimana para siswa bekerja sama untuk saling mnedapat keuntungan dari potensi belajar anggota lainnya.
Keuntungan:
  1. Manfaat belajar
  2. Formal atau informal
  3. Kesempatan belajar
  4. Area konten
Keterbatasan:
  1. Keterbatasan ukuran
  2. Berpotensi berlebihan-digunakan
  3. Keterbatasan anggota kelompok
Permainan
            Permainan memberikan lingkungan kompetitif yang didalamnya pemelajar mengikuti aturan yang telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan yang menantang.
Keuntungan:
  1. Keterlibatn
  2. Sesuai dengan hasil
  3. Beragam suasana
  4. Mendapatkan perhatian
Keterbatasan:
  1. Pertimbangan persaingan
  2. Tingkat kesulitan
  3. Mahal
  4. Niat yang salah arah
Simulasi
            Simulasi melibatkan para pemelajar menghadapi situasi kehidupan nyata dalam versi diperkecil. Simulasi memungkinkan praktik realistik tanpa harus mengeluarkan biaya dan resiko.
Keuntungan:
  1. Keamanan
  2. Reka ulang sejarah
  3. Langsung dilaksanakan
  4. Berbagai tingkat kemampuan
Keterbatasan:
  1. Perpresentasi diragukan
  2. Kompleksitas
  3. Suasana yang baru mungkin sulit
  4. Keharusan menanya ulang
Integrasi
            Dalam beberapa simulasi, parasiswa merekayasa model matematis untuk menentukan pengaruh pengubahan variabel tertentu, seperti pengendalian kecepaatan pemain ski dengan tingkat kemiringan.
Penemuan
            Strategi penemuan (discovery) menggunakan pendekatan induktif atau penyelidikan untuk belajar, strategi ini mennyajikan masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan (trial and eror).
Keuntungan:
  1. Keterlibatan
  2. Langkah-langkah yang berulang
  3. Kendali siswa atas pembelajaran
Keterbatasan:
  1. Factor waktu
  2. Penyiapan itu penting
  3. Salah paham
Integrasi
            Belajar penemuan dapat menjadi sarana membantu para siswa untuk mendapatkan informasi yang ingin mereka ketahui mengenai topic atau minat tertentu.
Penyelesaian Masalah
            Melibatkan penempatan para siswa dalam peran aktif berhadapan dengan masalah baru yang ditemukan dalam kehidupan nyata.
Keuntungan:
  1. Keterlibatan
  2. Konteks untuk belajar
  3. Tingkat kerumitan
  4. Sulit untuk diciptakan
  5. Kesesuaian usia
  6. Makan waktu
  7. Membutuhkan menayangkan ulang
Integrasi
            Webquest merupakan jenis masalah terstruktur untuk diselesaikan oleh siswa dengan menggunakan internet sebagai salah satu sumber daya untuk mengumpulkan informasi .
Strategi yang berpusat pada guru: Guru merupakan fokusnya, yang bertindak mengarahkan belajar melalui cara-cara yang mengandung tujuan.
Strategi yang berpusat pada siswa: Siswa merupakan fokusnya, yang memimpin dan mengarahkan situasi belajar
Menciptakan pengalaman
  1. Perspektif behavioris
  2. Persfektif kognitivis
  3. Persfektif konstructivis
  4. Persfektif psikologi social
Situasi dan konteks belajar
  1. Pengajaran tatap muka dikelas
  2. Belajar jarak jauh
  3. Campuran
  4. Belajar mandiri berstruktur
  5. Belajar informal tidak berstruktur.
Read more

media pembelajaran


 Arti Penting Pemanfaatan Media bagi Pembelajaran di Indonesia

Belajar tidak selamanya bersentuhan dengan hal - hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitasnya. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal - hal yang abstrak dan menunjukan hal - hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal - hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaanya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Sebagai pentingnya peran media dalam pengajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya berup alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Oleh karena itu guru tidak dibenarkan menghindar dari kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik untuk tampil di hadapan anak didik dengan seluruh kepribadiannya.

Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainaya tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta media pembelajaran. Pada kenyataannnya, apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai bahkan terjadi noises dalam komunikasi antara pengajar dan pelajar. Hal tersebut diatas masih sering dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.

Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik. Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Bila alat/media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.

Begitu juga di indonesia seiring perkembangan zaman dan perkembangan Indonesia untuk menyaingi pesetnya perkembangan di dunia maju. Di butuhkan pemanfaatan media secara optimal di dukung tenaga kerja yang handal untuk mengimbangi deresnya moderisasi.

 Pendidikan di Indonesia

Dalam setiap olimpiade pendidikan internasional, delegasi pelajar Indonesia selalu dapat meraih sebuah medali untuk dibawa pulang. Hal tersebut menandakan bahwa dalam ajang tersebut Indonesia tidak pernah lebih rendah dari peringkat 30 dunia. Namun tahukah Anda, dengan tingginya prestasi tersebut, pendidikan Indonesia hanya berada di peringkat 187 dunia? Hal ini tentu menunjukkan sebuah ketimpangan. Padahal dalam tinjauan perannya, menurut Profesor Canedy, sebuah pendidikan di suatu negara adalah sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan dan memajukan peradaban bangsa dalam jangka yang berkesinambungan. Untuk itulah saya di sini hendak menyampaikan sebuah pembahasan Kedudukan dan Peluang Pendidikan Indonesia dalam Tarik Ulur Peradaban Bangsa-Bangsa di Dunia.

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:


·         Angka partisipasi pendidikan dasar,
·         Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
·         Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
·         Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Di tingkat Asia Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

Dalam Republika Online di babarakan 7 faktor yang membuat Mutu Pendidikan di Indonesia masih saja tergolong randah yakni ;

1.      Pembelajaran yang hanya pada buku paket
Di indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP. Hampir setiap mentri mengganti kurikulum lama dengan kurikulum baru. Namu adakah perubahan yang terjadi di pendidikan di Indonesia ? tidak, karena sejak dulu sampai sekarang masih menggunakan kurikulum buku paket. Sejak era 60-70an, pembelajaran di sekolah tidak jauh dari sebelumnya. Apa pun kurikulumnya guru hanya mengenal buku paket menjadi acuan dan guru todak mencari referensi lain.

2.      Mengaajar satu arah
Metode yang menjadi favorit guru hanya satu, yaitu metode ceramah satu arah. Karena berceramah itu mudah ringan dan tanpa modal dan tanpa persiapan yang rumit. Metode ceramah itu yang paling banyak di lakukan guru dan itulah metode yang paling banyak di kuasai oleh para Guru-guru. Pernakah guru mengajak anak keliling sekolah untuk belajar ? pernakah guru mengajak ssiswanya melakukan percobaan alam di lingkungan sekitar ? atau guru pernah membawa ilmuan langsung detang ke kelas untuk menjalankan profesinya ?

3.      Kurangnya sarana belajar
Sebenaranya, perhatian pemerintah ini sudah cukup, namun masih kurang cukup. Masih banyak saran belajar di sekolah terutama di dearah, tertinggal jauh terutama dengan daerah perkotaan.
4.      Aturan yang mengikat
Ini tentang Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Skolah harus memeliki kurikulum tersendiri sesuai dengan karektristiknya.

5.      Guru tidak menanamkan diskusi dua arah
Lihat pembelajaran di ruang kelas. Seperti sudah diseragamkan. Anak-anak duduk rapi tangan dilipat dimeja, mendengar guru mengajar. Seolah anak-anak “Dipaksa” mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang, belum lagi ada sekolah yang menerapakan full day. Anak di ajarkan menyimak dan mendengar penjelasan guru dan kompetensi bertanya tidak tersentu. Anak-anak di ajarkan sejak TK diam saat guru menerangkan,untuk mendengarkan guru. Akibatnya siswa tidak dilatih untuk bertanya. Siswa tidak di biasakan bertanya, akibatnya anak tidak berani bertanya. Selesai mengajar,guru meminta anak bertanya. Heninglah suasana kelas dan yang biasa bertanya anak itu itu saja.

6.      Metode pertanyaan terbuka tidak di pakai
Contoh negara menggunakan pertanyaan terbuka adalah Finlandia ( Negara dengan mutu Pendidikan no.1 Dunia ). Dalam setiap ujian siswa boleh menjawab soal dengan membaca buku. Guru di Indonesia masih belum siap untuk ini karna masih kesulitan menciptakan pertanyaan terbuka.

7.      Budaya mencontek
Siswa mencontek itu biasa terjadi. Tapi apa kita tahu kalau “guru juga menyontek” ? ini lebih parah, lihat pada tes-tes yang di ikuti guru, tes pegawai negri yang di ikuti guru. Menyontek menjadi Budaya tersendiri.
Untu adalah sekelimit masalah yang di hadapi di dunia pendidikan di Indonesi, tapi apa hubungan hal tersebutdengan makalah kali ini, disini saya akan membahas pada poin 3 yakni sarana belajar yang melibatkan media-media belajar untuk dapat mengejar dan memperbaiki mutu pendidikan di Negeri ini.
 Kesiapan Indonesia dengan tuntutan perkembangan zaman
Di ulasan sebelumnya sedikit di ceritakan bagai mana gambaran pendidikan di Indonesia ini. Sesuai dengan judul makah yakni  “pentingnya media pembelajaran di indonesia” penjaban hal di atas hanya salah satu pentingnya media belajar untuk mendukung kekurangan yang terjadi di Indonesia terutama ketimpangan yang terjadi di pendidikan Kota-dearah dalam bentuk saran belajar. Tapi bukan itu saja banyak arti penting Media pembelajaran yang di gunakan terutama manyangkut kwalitas hasil pendidikan di indonesia.

Di era Moderan dan Globalisasi saat ini teknologi berperan penting bagi kehidupan hal yang tak dapat di pungkiri dan tak bisa di hindari. Oleh itu sekolah merupakan salah satu tempat pengenal teknologi via media pembelajaran dan pembelajaran teknologi (TIK) agar siswa tidak buta teknologi.

Kita tengok terlebih dahulu pemanfaatan teknologi di laur negri seperti di negara tetangga , Australia, seperti pemberian kesempatan pendidkan di derah jauh yang sulit terjangkau dengan bekerja sama The Australian Broadcesting Commision (ABC) sebagai pemberi sarana pendidikan jarak kau. Begitu juga di Cina dengan Program UTC-nya ( Universitas Televisi Cina ). Hal ini mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan pendidkan di wilaya mereka yang luas dan sulit ter jangkau untuk pemerataan pendidikan. Hal itu yang juga harus di pelajari Indonesia yang mempunya Latar Geografis yang sama. Sehingga tetjadi ketimpangan Pendidikan dan juga sebai kebutuhan perubahan Zaman yang terus berkembang pesat.
 Alasan nilai kepentingan Penggunaan media pada proses pendidikan
Belajar tidak selamanya bersentuhan dengan hal - hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitasnya. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal - hal yang abstrak dan menunjukan hal - hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal - hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaanya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Sebagai pentingnya peran media dalam pengajaran, namun tetap tidak bisa menggeser peran guru, karena media hanya berup alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Oleh karena itu guru tidak dibenarkan menghindar dari kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik untuk tampil di hadapan anak didik denganseluruh kepribadiannya.

Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut Nana Sudjana ( 1991 ) yakni: :


1.   Penggunaan media dalam proses mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2.     Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yangintegral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

3.      Media dalam pengajaran penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

4.    Penggunaan media bukan semata - mata sebagai alat huburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5.   Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru.

6.      Pengguna media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.


Lebih detil lagi penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah:

1.      Menarik perhatian siswa.
2.      Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
3.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis ( dalam bentuk kata - kata tertulis atau lisan ).
4.      Mengatasi keterbatasan ruang.
5.      Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
6.      Waktu pembelajaran lebih dikondisikan.
7.      Menghilangakn kebosanan siswa dalam belajar.
8.      Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/ menimbulkan gairah belajar.
9.      Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
10.  Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.


Berawal dari penjelasan di atas bahwa guru sangat diharapkan memahami terhadap media semakin jelas, sehingga dapat memanfatkan media secara tepat. Oleh karena itu, guru perlu menentukan media secara terencana, sistematis dan sistemik ( sesuai dengan sistem belajar mengajar ).

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

·         Fiksatif (fixative property) Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.

·         Manipulatif (manipulatif property) Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

·         Distributif (distributive property) Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.
Peranan Media, diantaranya:
1.      Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik.
2.      Mengatasi batas-batas ruang kelas.
3.      Mengatasi kesulitan apabila suatu benda yang diamati terlalu kecil.
4.      Mengatasi gerak benda secara cepat atau lambat.
5.      Mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks untuk dipisahkan.
6.      Mengatasi suara yang terlalau halus untuk didengar.
7.      Mengatasi peristiwa-peristiwa alam.
8.      Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau alam.
9.      Memungkinkan terjadinya kesamaan dalam pengamatan (Rohani, 1997:6).


Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu media yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang digambarkan harus mampu mentransfer keadaan sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Sadiman, dkk,2003:7-8) dalam klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana partisipasi, observasi, dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa. Penyampaian suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati saja. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada siswa dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pentingnya media pembelajaran CMS Sekolah Gratis untuk Pendidikan Indonesia Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5) efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya. contoh media pembelajaran Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan sebagai berikut: Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik kelas dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu? Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara? Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/pentingnya-media-pembelajaran.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia Pentingnya media pembelajaran CMS Sekolah Gratis untuk Pendidikan Indonesia Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5) efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya. contoh media pembelajaran Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan sebagai berikut: Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik kelas dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu? Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara? Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/pentingnya-media-pembelajaran.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan IndonesiaPentingnya media pembelajaran CMS Sekolah Gratis untuk Pendidikan Indonesia Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5) efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya. contoh media pembelajaran Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan sebagai berikut: Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik kelas dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu? Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara? Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/pentingnya-media-pembelajaran.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan IndonesiaPentingnya media pembelajaran CMS Sekolah Gratis untuk Pendidikan Indonesia Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4) keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan hal itu I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5) efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya. contoh media pembelajaran Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan sebagai berikut: Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan untuk peserta didik kelas dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu? Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara? Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/05/pentingnya-media-pembelajaran.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Read more
 
EMILIA'S BLOG Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template and web hosting